Tari Mapak Duta Satria: Warisan Budaya Khas Baosan Kidul, Ngrayun, Ponorogo




Pendahuluan

Tari tradisional selalu menjadi salah satu elemen penting dalam menjaga warisan budaya suatu daerah. Di Ponorogo, salah satu tarian yang kaya akan sejarah dan filosofi adalah Tari Mapak Duta Satria, yang berasal dari Desa Baosan Kidul, Kecamatan Ngrayun. Tarian ini bukan hanya sebuah hiburan, tetapi merupakan cerminan dari kisah perjuangan dan semangat kepahlawanan yang diwariskan secara turun-temurun. Masyarakat setempat mempercayai bahwa tarian ini sudah ada sejak zaman perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajah Belanda, dan hingga kini masih digandrungi sebagai tarian penyambut tamu yang sarat akan makna.

Sejarah Tari Mapak Duta Satria

Menurut cerita tutur masyarakat, Tari Mapak Duta Satria tercipta dari semangat para prajurit Pangeran Diponegoro yang berjuang melawan penjajah Belanda. Pada masa penjajahan, Pangeran Diponegoro sering berpindah tempat untuk menyusun strategi perang. Salah satu lokasi persembunyiannya adalah di Situs Rabut Dalem, sebuah tempat keramat yang dijadikan basis rahasia untuk merencanakan serangan terhadap pasukan Belanda.

Prajurit-prajurit yang setia menjaga situs tersebut berperan penting dalam menjaga kerahasiaan lokasi persembunyian Pangeran Diponegoro. Mereka akan "menyaring" siapa pun yang datang mendekat, memastikan bahwa orang tersebut bukan musuh. Dari sinilah, gerakan-gerakan dalam Tari Mapak Duta Satria terinspirasi, menggambarkan sikap waspada dan siap sedia para prajurit dalam menyambut tamu.

Makna dan Filosofi Tari Mapak Duta Satria

Setiap gerakan dalam Tari Mapak Duta Satria mengandung filosofi mendalam. Kata "Mapak Duta" dalam bahasa Jawa berarti "menyambut utusan," dan "Satria" berarti "prajurit." Oleh karena itu, tarian ini menggambarkan prajurit yang menyambut seorang tamu atau utusan penting dengan sikap hormat namun tetap waspada.

Gerakan-gerakan tarian ini tidak sekadar indah, tetapi juga menyimbolkan kesiagaan, kehormatan, dan tanggung jawab prajurit dalam menjaga keselamatan. Tarian ini seakan menjadi bentuk komunikasi non-verbal antara prajurit dan tamu yang datang, di mana kesetiaan dan kehormatan menjadi dasar utama interaksi.

Peran Tari Mapak Duta Satria dalam Penyambutan Tamu

Hingga saat ini, Tari Mapak Duta Satria tetap eksis sebagai bagian dari tradisi masyarakat Baosan Kidul. Tarian ini sering ditampilkan dalam acara penyambutan tamu-tamu penting, baik pada acara resmi maupun non-resmi. Masyarakat percaya bahwa tarian ini tidak hanya merupakan simbol penghormatan, tetapi juga membawa pesan damai dan kehormatan kepada tamu yang disambut.

Dalam setiap pementasan, para penari—biasanya terdiri dari pria yang mengenakan pakaian prajurit tradisional khas ponorogo—akan menampilkan gerakan-gerakan yang menggambarkan sikap kewaspadaan dan kehormatan.

Gerakan Tari Mapak Duta Satria

Gerakan dalam Tari Mapak Duta Satria sangat khas, menggabungkan langkah-langkah yang terukur dan penuh kehati-hatian. Setiap gerakan tangan, kaki, dan tubuh mencerminkan ketegasan prajurit yang selalu siap siaga. Tarian ini mencerminkan bagaimana seorang prajurit mengawal tamu yang datang, dimulai dengan gerakan menyaring, diikuti dengan gerakan penghormatan.

Tarian ini menggambarkan sikap waspada yang dibutuhkan dalam masa peperangan, namun dengan sentuhan budaya lokal yang khas dari Ponorogo.

Kaitan Tarian dengan Situs Rabut Dalem

Situs Rabut Dalem di Baosan Kidul memiliki sejarah yang erat kaitannya dengan Pangeran Diponegoro. Tempat ini dipercaya sebagai salah satu lokasi di mana Pangeran Diponegoro bersembunyi dan merencanakan strategi untuk melawan pasukan Belanda. Keberadaan Situs Rabut Dalem menjadikan tarian ini bukan hanya sekadar seni pertunjukan, tetapi juga bagian dari sejarah perjuangan bangsa.

Pada tahun-tahun belakangan, pemerintah daerah Ponorogo, di bawah kepemimpinan Bupati Ponorogo, meresmikan Situs Rabut Dalem sebagai salah satu situs sejarah yang harus dilestarikan. Peresmian ini menjadi bukti nyata bahwa sejarah perjuangan dan kebudayaan lokal Ponorogo tetap dihargai dan dilestarikan hingga sekarang.

Peran Masyarakat dalam Melestarikan Tari Mapak Duta Satria

Masyarakat Baosan Kidul memiliki peran yang sangat besar dalam melestarikan Tari Mapak Duta Satria. Tarian ini diwariskan dari generasi ke generasi, dengan melibatkan anak-anak muda dalam pelatihan tari dan pementasan di acara-acara lokal.

Dalam konteks kebudayaan yang terus berubah, masyarakat Baosan Kidul masih setia menjaga nilai-nilai tradisi ini agar tidak terlupakan. Tarian ini tidak hanya menjadi warisan budaya, tetapi juga simbol identitas lokal yang kuat.

Tari Mapak Duta Satria dalam Kebudayaan Modern

Di era modern, Tari Mapak Duta Satria masih mendapat tempat di hati masyarakat. Tarian ini kerap dipentaskan dalam berbagai festival budaya dan acara penyambutan resmi. Selain itu, pemerintah daerah juga mendukung pelestarian tarian ini dengan mengadakan acara-acara budaya yang menampilkan Tari Mapak Duta Satria sebagai ikon budaya Ponorogo.

Upaya Pemerintah dalam Melestarikan Kebudayaan Lokal

Pemerintah daerah Ponorogo telah berperan aktif dalam menjaga kebudayaan lokal, salah satunya dengan meresmikan situs-situs sejarah seperti Situs Rabut Dalem. Pada saat peresmian, Bupati Ponorogo Bapak Sugiri Sancoko  menyampaikan pentingnya pelestarian budaya dan sejarah sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan leluhur. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran generasi muda untuk terus melestarikan kebudayaan tradisional.

Kesimpulan

Tari Mapak Duta Satria adalah salah satu warisan budaya yang sarat akan nilai sejarah dan makna filosofis. Tarian ini tidak hanya menjadi bagian dari kebudayaan Baosan Kidul, tetapi juga menjadi simbol perjuangan, kehormatan, dan kewaspadaan yang diwariskan oleh prajurit-prajurit Pangeran Diponegoro. Dengan dukungan pemerintah dan partisipasi masyarakat, Tari Mapak Duta Satria akan terus dilestarikan dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Ponorogo.

FAQs

  1. Apa arti dari Tari Mapak Duta Satria?

    • Tarian ini berarti "menyambut utusan prajurit," menggambarkan seorang prajurit yang waspada dalam menyambut tamu dengan kehormatan.
  2. Dari mana asal Tari Mapak Duta Satria?

    • Tari Mapak Duta Satria berasal dari Desa Baosan Kidul, Kecamatan Ngrayun, Ponorogo.
  3. Apa hubungan Tari Mapak Duta Satria dengan Pangeran Diponegoro?

    • Tarian ini terinspirasi dari prajurit-prajurit Pangeran Diponegoro yang menjaga keamanan di Situs Rabut Dalem saat melawan penjajah Belanda.
  4. Apa fungsi Tari Mapak Duta Satria dalam masyarakat modern?

    • Tarian ini digunakan sebagai tarian penyambutan tamu dalam acara-acara resmi dan kebudayaan.
  5. Bagaimana upaya pemerintah dalam melestarikan Tari Mapak Duta Satria?

    • Pemerintah Ponorogo, melalui Bupati, telah meresmikan situs-situs sejarah dan mendukung acara budaya untuk melestarikan Tari Mapak Duta Satria.

Posting Komentar

0 Komentar

Comments